For Futher infomation please call Marketing Consultant: Willi (083895199830)
articles from www.kompas.co.id
KOMPAS.com - Kuningan City, superblok baru di kawasan Jalan Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, akan beroperasi penuh tahun 2012 mendatang.
Di superblok yang dibangun pengembang Agung Podomoro Group itu, akan berdiri apartemen Denpasar Residences, gedung perkantoran The Oval (yang berubah nama menjadi AXA Tower setelah perusahaan asuransi AXA menempati 10 lantai gedung itu), serta pusat perbelanjaan Kuningan City.
Selain itu Kuningan City akan menjadi pionir dalam pembangunan shopping belt berkelas internasional di Jalan Dr Satrio.
Eddy Mumin (42) lulusan Desain Grafis Universitas Trisakti Jakarta ini mengawali kariernya di Plaza Indonesia (1990-1992), lalu bergabung dengan Lippo Village (1995-2006) dengan jabatan terakhir GM Asset Management.
Tahun 2006, Eddy menjadi Deputy CEO Senayan City, dan setahun kemudian ditugaskan di Kuningan City sebagai CEO. “Awalnya saya membantu Pak Handaka (CEO Senayan City dan Presdir Kuningan City),” kata Eddy.
Di Kuningan City, Eddy betul-betul menggarap proyek ini dari nol, dari tanah kosong sampai mengurus perizinan, mencari arsitek dan menentukan kontraktor.
Berikut ini wawancara khusus Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan CEO Kuningan City Eddy Mumin di Jakarta, Rabu (18/8/10).
Bagaimana pekembangan terakhir Kuningan City hingga bulan Agustus 2010 ini?
Penjualan apartemen Denpasar Residences tinggal tersisa 10 persen dari 936 unit yang ada di menara 1 dan 2, Kintamani dan Ubud Tower.
Tahun 2010 ini, pekerjaan kami difokuskan pada gedung perkantoran grade A yang diluncurkan Maret 2009 lalu. Untuk low zone, lantai 1 sampai lantai 16 disewakan, sedangkan high zone terdiri dari lantai 17 hingga lantai 32 untuk strata-title.
Nah, lantai 1 sampai lantai 10, sudah disewa oleh perusahaan asuransi terbesar di dunia, AXA. Luas totalnya 16.000 m2, namun ke depan, AXA akan mengambil luas total sampai 23.000 m2.
Menurut Pak Randy Lianggara, Country CEO AXA Indonesia, perolehan premi baru AXA Indonesia pada semester pertama tahun 2010 mencapai Rp 1,27 triliun, naik 183 persen. Dengan perkembangan itu, AXA Indonesia butuh kantor baru yang memadai, dan mereka memilih The Oval Kuningan City.
Menurut pihak AXA, mereka memilih Kuningan City karena lokasinya strategis di kawasan segi tiga emas Jakarta dan bebas 3 in 1 sehingga mudah dijangkau.
Selain itu ada high zone, dari lantai 17-32, dengan status strata-title. Kami memasang harga 2.100 dollar AS per meter persegi untuk lantai-lantai di high zone. Sampai Agustus 2010, sudah terisi 35 persen sampai 45 persen.
Berapa transaksi yang diperoleh dari deal AXA ini?
Ini deal terbaik untuk kedua belah pihak, baik Kuningan City maupun AXA. Saya tidak mau menyebut angkanya.
Kuningan City pionir dalam pembangunan shopping belt di Jalan Dr Satrio. Namun saat ini antara Kuningan City, Ciputra World, Kota Kasablanka masih terputus-putus. Apa mungkin direasisasikan seperti Orchard Road di Singapura atau Nanjing Road di Shanghai?
Saya yakin shopping belt di Jalan Dr Satrio ini dapat diwujudkan. Mengapa? karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mencanangkan kawasan Jalan Dr Satrio sebagai kawasan international shopping belt. Jadi kami tidak sendirian. Pemerintah DKI Jakarta juga mendukung dengan mengeluarkan peraturan daerah bagi pengembang dan pemilik properti di sepanjang Jalan Dr Satrio.
Panjang pedestrian yang dimiliki Kuningan City sekitar 300 meter. Kami memiliki pedestrian luar selebar 10 meter dan pedestian dalam 10 meter. Jadi lebar pedestrian yang kami bangun 20 meter.
Kami harapkan tetangga-tetangga kami juga menyediakan pedestrian agar tidak terputus-putus. Kami minta dukungan pemerintah dalam soal ini.
Konsep mal seperti apa yang dibangun di Kuningan City?
Konsep mal Kuningan City berbeda dengan mal pada umumnya. Kami lebih menekankan pada lifestyle dan entertainment, dan tidak fokus pada fashion seperti Senayan City. Konsep kami mirip dengan FX, tapi mereka vertikal, kami horisontal, panjangnya sampai 300 meter.
Di lantai dasar yang dekat dengan pedestrian, akan dibangun resto dan kafe. Jadi orang bisa duduk-duduk sambil ngopi, ngeteh, dan melihat ke jalan. Konsep semacam ini sudah lazim terlihat di daerah suburb Filipina. Mungkin karena orang Filipino hobi nongkrong dan minum. Kami bukan di daerah suburb, tapi di tengah kota, di area CBD. Ini baru pertama di Indonesia.
Siapa saja anchor tenant di Mal Kuningan City?
Sampai Agustus 2010, mal Kuningan City sudah 60 persen terisi dari luas total 55.000 meter persegi. LotteMart akan mengambil luas 10.000 m2 di lower ground, 2.000 m2 di antaranya untuk gudang. Lalu ada Toko Buku Gramedia seluas 1.700 m2. Ada kafenya, namun kami minta kafenya dengan desain yang lebih baik. Seperti di Grand Indonesia, itu bagus.
Ada Best Denki seluas 3.000 m2. Juga XXI sekitar 3.000 m2 dengan lima studio. Ada toko yang menjual gadget, home furnishing, dan produk-produk lifestyle.
Beberapa restoran dengan brand terkemuka dipastikan ada di sini seperti Outback Steakhouse dan Cafe Wien.
Di Jalan Dr Satrio, bakal ada mal Ciputra World. Bagaimana Anda menghadapi kompetisi ini?
Konsep kami sudah jelas, mal ini fokus pada lifestyle dan entertainment. Kami tidak bermain pada segmen high-end seperti halnya Plaza Indonesia. Dan saya dengar Ciputra World akan masuk segmen high-end. Nah, segmen kami kelas menengah, bukan high-end. Jadi segmennya memang berbeda.
Seperti kita tahu, Jalan Dr Satrio selalu padat dengan kendaraan. Apakah ada jalan masuk dan keluar lain, selain dari Jalan Dr Satrio?
Kami membangun jalan masuk dan keluar dari Jalan Denpasar. Jalan ini bisa tembus ke Jalan HR Rasuna Said. Kelak, jika semuanya sudah oke, kami berharap jalan masuk dan keluar dari jalan ini agar pedestrian tidak terganggu. Kami juga memiliki gedung parkir yang mampu menampung sekitar 3.500 mobil. (Robert Adhi Ksp)
For Futher infomation please call Marketing Consultant: Willi (083895199830)
0 comments
Post a Comment